Senin, 14 September 2009

Cover Warta Jemaat 13 September 2009

0 komentar
KESATUAN TUBUH KRISTUS (Roma 12:9-12)
Apabila kita memperhatikan kota-kota di Indonesia, maka tampak suatu persamaan di dalam kehidupan warga kotanya. Orang Jawa akan berkumpul dengan orang Jawa, lalu muncul sebutan kampung Jawa. Demikian seterusnya, ada kampung Batak, kampung Sunda, dll. Hal ini timbul karena adanya kesamaan adat, dan kebudayaan, sehingga muncul rasa kesatuan dan kekeluargaan. Bukankah demikian pula seharusnya yang terjadi dalam tubuh Kristus? Orang percaya yang sudah dilahirkan kembali melalui pribadi Yesus Kristus yang sama, mendapat makanan rohani yang sama yaitu Firman Tuhan, seharusnya disatukan dalam lingkaran kuasa Roh Kudus.
Mengapa kenyataan yang terjadi tidak selalu seperti itu?
1.Karena ada orang Kristen yang tidak mau bertumbuh menjadi dewasa namun lebih senang menjadi kanak-kanak, yang lebih suka diperhatikan, diutamakan dan dituruti apa yang menjadi keinginannya.
2.Karena mereka tidak memahami prinsip “... Mengasihi orang lain seperti diri sendiri”. Alkitab dengan jelas mengatakan bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, menangislah dengan orang yang menangis. Dalam hal ini kita didorong untuk tidak mementingkan diri sendiri melainkan mengutamakan kepentingan orang lain. Apabila hal ini dapat dilakukan oleh orang Kristen, maka akan terwujudlah kesatuan tubuh Kristus.
Read More..


Kilasan Firman 6 September 2009

0 komentar
Pembicara : Pdt. Budi Purnama
Tema : Membangun Iman
Ayat Nast : Keluaran 14:13,14

Iman tidak hanya sekedar percaya, taat, atau setia. Tetapi iman adalah anugrah atau kasih karunia, pemberian Allah karena iman bersumber dari Allah. (1 Kor 12:9) Iman yang bersumber dari Tuhan mendatangkan kuasa, sehingga oleh kuasa iman akan memampukan kita manusia untuk melewati masa-masa gelap, sukar, sulit dan berbagai pencobaan.
Contoh:
-Keluaran 14:13,14 ~ Musa mengajar bangsa Israel untuk memiliki iman yang bersumber dari Tuhan, sehingga mereka terbebas dari kejaran tentara Mesir.

-Ayub 23:10-14 ~ Ayub dalam menghadapi kesulitan yang dia alami, dia mengandalkan imannya kepada Tuhan, sehingga ia mampu melewati penderitaan itu.

Iman mendatangkan kuasa (Markus 11:22-24)
Bagaimana kita memiliki iman seperti itu?
1. Iman harus selalu dibangun. Iman harus bertumbuh, bertambah dan diperluas agar semakin kuat. Kalau iman itu ibarat otot dalam tubuh kita, agar menjadi kuat dan besar, otot itu perlu dilatih, diberi beban yang berat, sehingga akan mampu mengangkat beban yang berat sekalipun. Demikian juga dengan iman kita. Sebagai contoh adalah iman Abraham (Roma 4:19-22).
2. Untuk memiliki iman yang kuat dan mendatangkan kuasa, diperlukan hati yang lembut dan yang benar sehingga mampu mengenal Sumber iman itu dengan benar pula. Roma 10:28, Galatia 2:20.
3. Iman tidak akan datang kepada orang yang pasif. Artinya kalau kita ingin membangun iman, menjadi iman yang mendatangkan kuasa maka kita harus menjadi orang percaya yang rajin, aktif, penuh semangat dan tidak mudah putus asa. Seperti halnya dengan doa. Doa tidak cukup sekali atau dua kali tetapi berkali-kali, tidak jemu-jemu dan terus menerus. Jangan pernah berpikir bahwa doa sekali - dua kali Tuhan sudah dengar dan langsung menjawab. Doa harus terus menerus.
Doa sama dengan kerja keras. Demikian juga dengan iman.
Read More..


Jumat, 11 September 2009

Cover Warta Jemaat 6 September 2009

2 komentar
PENGHARAPAN KRISTIANI (Roma 5:1-11)

Sebagaimana orang Kristen di roma, mereka hidup ditengah-tengah keperbedaan yang kuat, baik dari sisi agama, budaya, maupun tata cara hidup. Dalam lingkungan yang demikian mereka acap kali mengalami banyak tantangan dalam hal iman sehingga mereka mngalami kesengsaraan dan penderitaan. Rasul Paulus memahami benar apa yang dialami, sehingga dia berusaha menguatkan mereka dengan mengingatkan bahwa di dalam Kristus orang-orang percaya memiliki pengharapan yang luar biasa. Pengharapan itu adalah:
1. Pengharapan hidup dalam damai sejahtera. Ini adalah dambaan dari setiap manusia. Dan kiranya ini juga menjadi keyakinan kita, bahwa di dalam Kristus kita telah diselamatkan, diperdamaikan dan damai sejahtera Allah selalu menyertai kita.
2. Pengharapan menerima Kemuliaan Allah. Oleh karena dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh karena kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus kita yang percaya diampuni, diselamatkan, dan oleh karenanya kita beroleh kemuliaan-Nya.
3. Pengharapan Keselamatan Jiwa. Dalam Kristus, semua orang percaya diselamatkan oleh kematian-Nya di kayu salib. Itu bukan hasil usaha kita, bukan karena kekayaan kita, tetapi suatu anugrah Tuhan yang diberikan kepada kita. Tuhan berikan itu cuma-cuma. Tuhan telah melepaskan kita dari dosa. Kuasa maut telah dikalahkan, dan segala kutuk dosa telah ditanggung-Nya, keselamatan itu adalah kepastian bagi kita.
Read More..


Kilasan Firman 30 Agustus 2009

0 komentar
Pembicara : Pdm. Yesaya Suyatno
Tema : Cara Allah yang Unik
Ayat Nast : Lukas 10:13-16

Untuk menyatakan kasih, kuasa, anugrah dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita, Tuhan mempunyai cara tersendiri terlepas dari kemauan dan keinginan kita. Demikian juga ketika Tuhan menyatakan teguran dan peringatan-Nya. Yang terpenting disini adalah bagaimana kita sebagai umat-Nya bisa mengerti, mengenal tentang segala sesuatu yang dikehendaki-Nya, karena dari situ kita dapat mengalami kehidupan yang lebih baik. Tuhan mengecam dan menolak kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum karena dari kota ini umat Tuhan yang ada di sana tidak bisa menghargai setiap anugerah, mujizat dan kasih Tuhan yang benar. Mereka tidak mau bertobat dari kesalahannya, tetapi justru sombong dengan dosa-dosanya, meninggikan diri dan angkuh. Hal ini seharusnya menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita. Dalam hal ini kita harus mengerti bagaimana Tuhan sesungguhnya mengasihi dan memperhatikan umat-Nya. Dia nyatakan mujuzat-Nya, kebaikan-Nya. Oleh karena itu kita harus memperhatikan beberapa hal penting yang dapat kita jadikan pedoman dalam kita menikmati, merasakan anugrah Tuhan. Cara kerja Tuhan itu unik.
1.Kita harus memiliki pemahaman yang benar akan cara Tuhan menolong kita. Dalam hal ini Tuhan punya otoritas yang mutlak, Dia tahu saat yang tepat untuk menolong kita. Sebagai umat kita tidak bisa mengatur Tuhan atau memaksa Tuhan untuk menuruti keinginan kita. Kita harus menuruti kehendak Tuhan.
2.Kita harus selalu berjalan dalam terang Firman Tuhan. Ketika kita berjalan dalam terang Firman Tuhan, maka Tuhan akan memberikan pewahyuan/petunjuk yang benar, sehingga kita bisa memahami akan cara Tuhan menolong kita. Dalam hal ini kita tidak menjadi putus asa, tetapi tetap berpengharapan kepada Tuhan bahwa Dia pasti menolong kita.
3.Kita harus bernani berkonfrontasi/melawan kuasa kegelapan/dosa. Artinya kita harus berani menolak segala pengaruh-pengaruh dosa dan kegelapan, memiliki keteguhan hati/iman untuk terus mengandalkan Tuhan dan hidup dalam setiap jalan-Nya.
Read More..


Rabu, 02 September 2009

Cover Warta Jemaat 30 Agustus 2009

0 komentar
BAPAK YANG SEJATI (Maleakhi 4:5-6)
Kehadiran seorang Bapak dalam sebuah keluarga sangat diperlukan, karena selain sebagai pemimpin, juga sebagai pelindung dan pengayom keluarga.
Bapak yang sejati, tidak dinilai secara fisik, badannya kuat, tinggi dan kekar, tetapi Bapak yang sejati adalah Bapak yang memberikan kasih, perhatian dan peduli terhadap anak-anaknya. Demikian Bapak yang sejati ialah Bapak yang mampu memberikan teladan hidup dan moral yang baik.
Paling sedikit ada tiga hal yang dapat kita jadikan perenungan tentang Bapak yang sejati, yaitu:
1.Bapak yang sejati ialah “Bapak yang mengasihi dan memperhatikan “. Artinya Bapak yang mau dan rela mengasihi dan memperhatikan segala kebutuhan keadaan anak-anakNya. Keluaran 3:7 dan Rut 1:6 memberi teladan kepada kita bahwa Allah sebagai pribadi yang memperhatikan dan mengasihi umat-Nya.
2.Bapak yang sejati ialah “Bapak yang memberi teladan moral”. Artinya bisa menjadi panutan. Panutan bukan dalam perbuatan-perbuatan yang tidak baik, kotor, najis dan tidak bermoral tetapi panutan dalam perbuatan kehidupan yang bersih, dan jauh dari kekotoran dosa.
3.Bapak yang sejati ialah “Bapak yang membimbing dan menggembalakan”. Artinya bisa memimpin anak-anakNya ke jalan yang benar, takut akan Tuhan, dan bertanggung jawab untuk selalu memberikan makanan yang sehat, air yang sejuk, demikian kebutuhan roh dan jiwanya. Bandingkan Mazmur 23.
Read More..


Verse of The Day

Yesaya 56:24
"Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya;
ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya."


GBU

Followers

 

Gereja Isa Almasih Juwana . Copyright 2009-2011 All Rights Reserved GIA Juwana theme by Metris Sovian Converted into Blogger Template by Meetrise Blezs